Mural; Dulu Kritik yang Tersampaikan, Sekarang Cerita yang Menarik Perhatian

Kamu tentu sering bepergian ke tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan publik di kotamu bukan? Seperti boutique, coworking space, bioskop, atau bahkan yang paling umum adalah café. Apa alasanmu datang ke tempat-tempat ini? Percaya tidak percaya, banyak orang menjadikan “karena tempat tersebut sedang populer atau hangat dibicarakan” sebagai alasannya. Lantas, apa yang membuat suatu tempat kegiatan publik menjadi populer? Alasannya akan cukup beragam.

Namun kamu sebagai seorang milenial tentu pernah atau bahkan sering berkunjung ke suatu tempat kegiatan publik karena “visual”-nya yang sangat menarik. Sangat menarik untuk dijadikan konten dalam Instagram Stories-mu, atau dijadikan pemanis deretan foto Instagram Feeds. Tahukah kamu, keunggulan visual yang dimiliki oleh tempat-tempat hits yang biasa kamu kunjungi terletak pada interiornya? Di sana, mural memainkan peranan yang teramat penting, lho!

Mural Bukan Grafiti

Siapa sangka jika banyak orang rupanya menganggap mural sama dengan grafiti. Mural sendiri adalah karya seni gambar atau lukis, yang dibuat di atas media berupa dinding, tembok, atau permukaan luas lainnya, yang sifatnya permanen. Selain itu, pewarna mural sifatnya bebas. Bisa menggunakan cat tembok, cat kayu, atau bahkan ada pula yang membuatnya dengan kapur tulis. Sedangkan grafiti adalah karya seni yang lebih menekankan pada simbol, kata, atau sebuah kalimat, yang dibuat pada dinding. Pewarna grafiti pun kebanyakan hanya dibuat oleh cat semprot.

Mural Dulu dan Sekarang

Dahulu, mural dibuat sebagai media penyampai kritik berbagai isu sosial yang terjadi di masyarakat. Contohnya adalah lukisan mural paling terkenal di dunia, yakni Guernica karya Pablo Picasso. Lukisan yang dibuat di atas dimensi berukuran 349,3 cm x 776,6 cm ini, mengisahkan tentang peristiwa pengeboman kota Guernica yang merupakan bagian dari perang saudara di Spanyol pada tahun 1937.

Sedangkan mural di hari ini, lebih banyak dilihat dari sisi keindahannya. Sebuah tempat tentu akan bertambah nilai estetikanya, apabila ditata dengan sangat baik dan mural hadir sebagai pelengkap keindahan yang tidak dapat dipisahkan. Kita bisa melihat banyak tempat kegiatan publik yang menghadirkan mural sebagai penambah nilai estetikanya. Sebab sebuah seni keindahan visual selalu berhasil menarik perhatian siapapun yang melihatnya.

Bisnis dan Bercerita

Akan sangat disayangkan apabila mural, yang selalu berhasil menarik perhatian banyak orang, tidak dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis atau pemasaran yang tengah kamu lakukan. Apabila kamu adalah seorang yang akan atau sudah menjadi pemilik tempat kegiatan publik dan ingin mencuri lebih banyak perhatian orang, pembubuhan mural pada dinding-dinding tempat yang kamu miliki bisa jadi solusinya.

Tidak hanya untuk kepentingan bisnis semata, mural yang dilukis indah pada tempatmu bisa kamu gunakan sebagai media penyampai cerita. Ibaratkan kamu adalah seorang pemilik kedai kopi, mural yang ada pada dinding kedaimu tidak melulu harus gambar objek yang berkaitan dengan kopi tanpa adanya sebuah makna. Kamu bisa menyarankan pelukis muralmu untuk “bercerita” tentang “perjalanan” sebutir biji kopi yang dimulai dari tanah, hingga tersaji dengan nikmat di dalam cangkir-cangkir yang hangat.

Adanya “cerita” pada dinding-dinding tempatmu, akan membuat tempat kegiatan publikmu dikenal lain dari yang lain. Generasi milenial yang selalu tertarik akan hal-hal menarik tentu tak mau ketinggalan membagikan foto suasana tempat unikmu pada media sosial mereka. Secara tidak langsung, mereka telah melakukan kegiatan pemasaran untukmu yang bersifat gratis.

Jika satu-satunya yang menjadi masalahmu kini adalah mencari tahu, siapa kira-kira pelukis mural yang dapat kamu andalkan untuk “menyampaikan cerita”-mu? Maka jawabannya hanya satu, yaitu Yukomikus. Yukomikus akan membantumu “bercerita” dan membuat setiap orang yang datang ke tempatmu jadi terpana. Sudah siap punya tempat yang akan menarik perhatian banyak orang?

error: Content is protected !!